Bellarmino Danang

Trending

Mudik ke Yogyakarta: Merayakan Keberagaman di Hari yang Fitri

Gereja Katolik Santo Antonius Padua atau dikenal dengan nama Gereja Kotabaru

Di tengah hiruk pikuk perayaan Idul Fitri, tradisi mudik menjadi simbol persaudaraan dan kebersamaan yang mendalam, melintasi batas agama dan budaya. Minggu (7/4/24), di Gereja Kotabaru Yogyakarta, saya menyaksikan kendaraan dengan plat nomor dari berbagai daerah, mendominasi oleh plat B, mengisi parkiran area Gereja. Ini membuktikan bahwa mudik dan libur Lebaran bukan hanya milik umat Islam, tapi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia yang plural dan heterogen.

Misa pagi di Gereja Kotabaru pada Minggu (7/4/2024), memberikan perspektif baru tentang bagaimana hari-hari seperti ini dapat menjadi simbol persatuan dan toleransi. Saya ingin mengucapkan, “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa” untuk saudara-saudaraku umat Islam dan “Selamat mempersiapkan hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah dan berkumpul bersama keluarga.” Warga Jogja siap menyambut hangat para pemudik dan masyarakat luar kota Jogja yang akan menikmati masa libur Lebaran di Yogyakarta. Selamat menikmati suasana Jogja yang selalu bikin rindu, yang romantis, adem di mata dengan melihat kampung-kampung yang damai dan sejuk. Kuliner yang ngangenin, dengan diiringi senandung musik Jawa dan gending yang bikin romantis atau posting storymu saat di Jogja, “Kita Bikin Romatis” dengan backsound lagunya Maliq & D’Essentials..hee.

Ini adalah momen ketika kita, sebagai bangsa yang beragam, menunjukkan semangat keterbukaan dan toleransi. Yogyakarta, dengan kehangatan dan keramahannya, siap menyambut libur Lebaran dan menerima dengan baik para wisatawan yang menikmati masa liburan. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk merenungkan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan kebersamaan.

Mari kita rayakan libur Lebaran tahun ini dengan penuh semangat toleransi dan keterbukaan. Semoga suasana libur Lebaran tahun ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan memelihara keragaman budaya, agama, dan tradisi yang kita miliki. Dalam keragaman itu, kita menemukan kekuatan untuk bersatu, saling menghargai, dan berbagi kebahagiaan dengan siapapun, tanpa memandang latar belakang.

Tradisi mudik telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, menunjukkan keinginan universal untuk kembali ke akar, ke keluarga, dan ke tempat asal. Fenomena mudik tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain seperti Malaysia dengan “balek kampung” dan Turki dengan “Seker Bayram”.

Pandemi yang melanda dunia beberapa tahun terakhir sempat membatasi tradisi mudik, namun seiring dengan meredanya pandemi, antusiasme masyarakat untuk mudik kembali meningkat. Hal ini terlihat dari prediksi pergerakan pemudik yang mencapai angka fantastis, mencerminkan betapa pentingnya momen mudik bagi masyarakat Indonesia.

Mudik lebih dari sekadar perjalanan fisik. Secara filosofis, mudik mengandung makna kembali ke asal, ke fitrah, dan ke akar kehidupan manusia. Di Jawa, ada filosofi “mangan ora mangan sing penting kumpul” yang mengedepankan pentingnya kebersamaan dan silaturahmi.

Namun, di tengah semangat mudik, terdapat juga risiko dan tantangan, seperti potensi kemacetan, kecelakaan, dan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, perencanaan dan persiapan yang matang oleh pemerintah dan masyarakat menjadi sangat penting untuk memastikan mudik berjalan lancar dan aman.

Mudik juga seharusnya tidak hanya menjadi ajang pamer kesuksesan atau konsumsi berlebihan. Sejatinya, mudik adalah momentum untuk merefleksikan diri, mempererat tali persaudaraan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Di Yogyakarta, suasana mudik menambah nuansa kehangatan dan keakraban. Kota yang dikenal dengan keramahan penduduknya ini menjadi saksi bisu pertemuan keluarga dan teman-teman lama. Tidak heran jika banyak pemudik yang memilih Yogyakarta sebagai tujuan untuk merayakan Lebaran.

Semoga tradisi mudik terus terjaga sebagai warisan budaya yang berharga, menjadi jembatan persaudaraan yang menghubungkan hati, dan membawa pesan damai bagi semua. Selamat mudik, selamat berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Mari kita rayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian. Mohon Maaf Lahir dan Batin.